Mimpi Di Siang Bolong
Mimpi jika terus di suggesti akan menjadi sebuah ambisi, dan semoga bisa membawa berkah tersendiri, dan tidak berhenti menjadi mimpi
Pernah suatu ketika saya mendapat voucher One Night Stay in Mandarin Oriental Hotel (Hotel Majapahit yang legendaris itu). Pastinya seneng sekali…apalagi Mas Gangga…. Hanya jujur aja selalu memunculkan satu kegelisahan di hati saya. Gelisah karena satu sisi hal-hal yang berbau kemewahan (bagi saya bisa tidur di hotel five star adalah satu kemewahan) seperti itu bisa menimbulkan dampak kurang baik bagi Mas Gangga. Saya takut ia menganggap bahwa hal-hal yang berbau kemewahan adalah sesuatu yang wajar karena memang seharusnya begitu, dan itu bukan sesuatu yang layak untuk diperjuangkan. Intinya saya takut itu menghilangkan sense of struggle-nya. Jadi sebelum berangkat saya memikirkan hal apa yang bisa saya masukkan di benak Mas Gangga, agar momen itu memberi sesuatu yang yang lain yang sedikit beda minimal untuk sense of struggle tadi. Saya tahu akan banyak pernyataan Mas Gangga semacam ini, “ Enak ya Bunda tidur di hotel” , “Aku maunya nggak pulang enak tidur di hotel saja” n so on. Apalagi breakfastnya uenakk…Hotel Majapahit terkenal dengan makanannya yang maknyussss.. “Aku suka makan yang seperti ini Bunda”, Nah itu kan…sudah mulai…dirasakan kenyamanannya…Belum pas renang, langsung deh muncul komentar seperti ini, “Bunda aku mau punya rumah yang ada kolam renangnya!” Lhadalah… Belum pas mandi di kamar mandinya yang luasnya hampir dua kali tempat tidur kami, “Bunda enak mandi disini, nggak usah pulang aja Bunda!” Tuh kan..kumat lagi….Trus nggak mau mentas-mentas karena asyik mandi di bath-up sama adek Gautama. Udah deh sepanjang hari pembicaraan kami seputar tidur di hotel. Dan kesempatan ini tak kusia-siakan karena tiba-tiba terlintas ide untuk memasukkan sesuatu di benak Mas Gangga, Ketika ia berkata, “Bunda Hotelnya bagus ya?”
“Ya , Sayang, Nanti jika kamu sudah besar, bangun rumah seperti ini, Nak!, Tampung anak-anak yatim piatu dirumahmu, rawatlah mereka, cintailah mereka, Insyaallah kamu juga akan dicintai oleh Allah!” Mungkin orang yang mendengar dialog itu akan tertawa.
Juga ketika suatu saat didepan rumah ada peminta-minta seusia Mas Gangga sambil bawa ecek-ecek, kesempatan bagiku untuk mengingatkannya akan ‘mimpi’ itu, “Lihat itu Nak, mereka anak yang kurang beruntung, karena untuk makan, untuk sekolah mereka harus mencari uang sendiri dengan meminta belas kasih orang, Jadi jika nanti kamu mampu buatkan mereka sekolah ya Nak, agar mereka tak harus meminta-minta lagi.”
Barangkali kalimat-kalimat saya adalah mimpi-mimpi di siang bolong, namun saya yakin, kalimat yang kukeluarkan dengan dari hati, semoga juga sampai ke hati anak-anak saya,semoga dialog-dialog yang ‘tanpa sengaja’ ini memberi inspirasi dibenak mereka kelak. Dan anak-anak akan mengingat kalimat itu sebagai suatu cambuk untuk merealisasikan mimpi-mimpi di siang bolong itu .Semoga Allah Meridhoinya, Bi Barakatillah…
Pacarkembang, 24.05.07
Jika dengan cinta dapat merengkuh semua,
Maka tebarkanlah Cinta, agar damai selamanya
(mimpi itu terinspirasi oleh dialog Ust Fauzil Adhim dg anak-anaknya)
2 comments:
Pacarkembang itu daerah mana, Mbak?
Deket RSUD DR Soetomo, sampeyan pernah ke Surabaya? sekalian ijinnya ya Kang blog sampeyan tak link krn banyak infonya, tengkyu
Post a Comment