Dialog Kematian - Sajadahku, Masjidku

16.1.07

Dialog Kematian


Pakde dari suamiku pulang dari Tanah Haram, dengan terpaksa mendahului jadwal kepulangannya karena kondisinya lemah, setelah beberapa hari sakit di Mekkah. Hari Kamis pagi datang menuju ke Asrama Haji Sukolilo, dan langsung dirujuk ke RS Haji. Dan atas kehendak Allah hari Ahadnya beliau kembali ke Rahmatullah, Innalillahi Wainna Ilaihi Roji’un. Dan suatu kehormatan bagi saya untuk mendampingi beliau di akhir hayatnya. Selain saya ada ibu mertua yang masih adik dari Pakde, dan salah satu putrinya. Ada hal yang menarik yang ingin kubagi, tentang dialogku dengan Mas Gangga sesaat setelah Pakde meninggal. Dialog itu terjadi setelah Mas Gangga juga melihat detik-detik terakhir meninggalnya Pak De Kus, dan sepertinya peristiwa itu hal yang luar biasa baginya.
“Bunda, Mbah Kus disayang sama Allah ya?” Tanya Mas Gangga
“Insyaallah, Sayang!” Jawabku
“Kalau disayang kenapa meninggal?” tanyanya lagi. Mungkin dibenaknya meninggal adalah sesuatu yang buruk, sehingga dia berpikir kenapa Allah memberi Pakde ‘meninggal’ kalau almarhum disayang sama Allah? Logika yang masuk akal menurutku.
“Ya, justru karena Mbah Kus disayang sama Allah maka Mbah Kus dipanggil sama Allah” jawabku.
“Trus kenapa orang-orang menangis?” tanyanya lagi. Mungkin menurutnya kalau Mbah Kus disayang sama Allah kenapa orang-orang harus menangisinya, mestinya kan harus bahagia?
“Ya, karena orang-orang sayang juga sama Mbah Kus, jadi sedih harus berpisah sama Mbah Kus, dan karena Allah lebih sayang sama Mbah Kus maka Mbah Kus harus memenuhi panggilanNya Allah,”jawabku sedikit exciting dengan pertanyaannya.
“Jadi Mbah Kus nggak pulang ke rumah lagi?, Mbah langsung ke surga?”tanyanya lagi.
“Ya, Sayang, Insyaallah Mbah Kus bersama Allah di SurgaNya, amin”jawabku, menahan haru. Subhanallah, saya seperti berdialog dengan malaikat. Hari itu Mas Gangga yang masih berusia 4 tahun mengajariku bahwa kematian adalah salah satu wujud kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya.


Selasa, 16 Jan 07
Semoga dengan mengingat kematian mengingatkan kita bahwa peristiwa itulah yang pasti akan kita jalani, dan semoga Allah membarakahi akhir yang baik kepada kita. Amin.

1 comment:

Anonymous said...

Sungguh menarik dialog kematian ini dan belum pernah aku dengar sebelumnya. Mungkin Mas Gangga merupakan salah satu dari berjuta-juta uman di bumi ini yang diberikan Allah Anugrah seperti malaikat. Dia nyadarkan kita arti sebuah kehidupan yang fana ini.