Milad Mas Guruh
Ada..gundah…resah…yang merekah
Aku sakit….
Aku luka….
Ada caci yang terlanjur terucap…
Ada kata yang terlanjur tertulis…
Ada luka yang terlanjur ditoreh….
Sakit….
Ngilu….
Pusing…..
Diammm
Biar diammmm
Yang sanggup redam
Yang sanggup melerai
Segala deru..
Dendam…
Walau mampu untuk meletus…meledak
Kalau rindu berbalas perih….
Biarkan diamm yang mengurai…
Segala sakit…
Segala luka…
Perihh…
Kalau ada bahagia ..
Jangan terlena…
Karena bisa jadi
Itu lubang yang menganga
Yang akan melahapmu
Dalam semu…
Biarkan bahagia menjadi hiburan dunia.
Dengan satu makna…
Untuk pengukuhan dalam pencarian
Jalan dunia
Memang harus ditapaki
Walau kadang sakit, lelahh…
Tapi biarkan saja
Toh memang harus dijalani
Untuk sampai..
Pada satu titian…
Yang abadi..
Ruku’ Sujudlah bersama semesta raya…
Untuk pulang …
Untuk damai…
Untuk menegaskan bahwa …
Kitalah yang titik debu pada semestaNya…
Surabaya, 12 Juli 2006
Semoga tertangkupnya tanganku dan jari-jari mungil malaikat2mu dalam untaian do’a di subuh tadi, lebih indah dari sejuta kado di hari jadimu..
Apapun dan siapapun engkau, aku sangat mencintaimu, karena engkau lelaki pilihanNya.
Engkaulah separuh nafas yang menyemangati hari-hariku untuk menapaki jalan cintaNya..
Semoga Allah swt memanjangkan usiamu dalam kebarakahan dan keridhoanNya..
Aku sakit….
Aku luka….
Ada caci yang terlanjur terucap…
Ada kata yang terlanjur tertulis…
Ada luka yang terlanjur ditoreh….
Sakit….
Ngilu….
Pusing…..
Diammm
Biar diammmm
Yang sanggup redam
Yang sanggup melerai
Segala deru..
Dendam…
Walau mampu untuk meletus…meledak
Kalau rindu berbalas perih….
Biarkan diamm yang mengurai…
Segala sakit…
Segala luka…
Perihh…
Kalau ada bahagia ..
Jangan terlena…
Karena bisa jadi
Itu lubang yang menganga
Yang akan melahapmu
Dalam semu…
Biarkan bahagia menjadi hiburan dunia.
Dengan satu makna…
Untuk pengukuhan dalam pencarian
Jalan dunia
Memang harus ditapaki
Walau kadang sakit, lelahh…
Tapi biarkan saja
Toh memang harus dijalani
Untuk sampai..
Pada satu titian…
Yang abadi..
Ruku’ Sujudlah bersama semesta raya…
Untuk pulang …
Untuk damai…
Untuk menegaskan bahwa …
Kitalah yang titik debu pada semestaNya…
Surabaya, 12 Juli 2006
Semoga tertangkupnya tanganku dan jari-jari mungil malaikat2mu dalam untaian do’a di subuh tadi, lebih indah dari sejuta kado di hari jadimu..
Apapun dan siapapun engkau, aku sangat mencintaimu, karena engkau lelaki pilihanNya.
Engkaulah separuh nafas yang menyemangati hari-hariku untuk menapaki jalan cintaNya..
Semoga Allah swt memanjangkan usiamu dalam kebarakahan dan keridhoanNya..
No comments:
Post a Comment