PERJALANAN HAJI - Sajadahku, Masjidku

13.12.07

PERJALANAN HAJI

Episode : 2 Ceritaku

Keberangkatanku

Suatu hari Kakakku menelpon ia bermaksud untuk membiayai ONH Ibu. Dan ia ingin ada salah satu anak-anak ibu yang mendampingi. Tapi biarkan ibu sendiri yang memutuskan, dengan siapa ibu ingin berangkat. Akhirnya dalam sebuah pertemuan keluarga ibu ditanya oleh kakak-kakakku sedangkan aku sendiri tidak ada dalam forum tersebut. Akhirnya ibu justru memilih aku, entah apa sebenarnya pertimbangan ibu memilih aku, padahal selama ini aku dikenal sebagai anak bungsu tapi paling 'berani' (dalam tanda kutip lo) dengan ibu. Setiap ada permasalahan keluarga aku yang paling berani ngomong sama ibu, dan tak jarang itu menimbulkan gesekan-gesekan walaupun gak berarti. Tapi subhanallah ibu justru memilih saya, mungkin juga karena 'kebengalanku'. Tak pernah terbayang saya harus menunaikan ibadah haji secepat ini. Karena aku harus berangkat dari Probolinggo maka, jadi segala kegiatan persiapan haji dari pendaftaran sampai manasik haji harus kulakukan di Probolinggo sehingga praktis tetangga di Surabaya gak ada yang tahu tentang keberangkatanku ini. Saya pikir ini perjalanan ibadah yang harus kubersihkan dari segala penyakit hati, kepentinganku dengan tetangga-tetangga adalah bahwa saya harus menitipkan keluargaku yang dengan terpaksa istriku belum bisa kuajak berhaji kali ini. Juga memohonkan khilaf dan salahku barangkali ini adalah perjalanan akhirku yang bisa jadi aku gak kembali, who knows? Dan akhirnya momen arisan di kampung saya jadikan kesempatan untuk meminta maaf kepada sanak tetangga. Alhamdulillah…acaranya lancar, namun semua pada kaget ketika saya berpamitan dan memohon maaf kepada mereka.


 

Di Mekkah Al Mukarramah

Pergantian tahun masehi 2005 ke 2006 ini terasa istimewa bagiku karena aku menyambutnya dengan pakaian ihram dari King Abdul Azis karena kami mengambil Miqat makani dan siap untuk melaksanakan thawaf, Sa'I, dan tahallul. Masjid Nabawi yang megah luar biasa, tak sanggup ku urai dengan kata-kata, Ka'bah, bangunan kubus sedemikian besar di mataku. Aku telah sampai di pusat kiblat muslim. Subhanallah…luar biasa. Benar kata istriku bahwa Baytullah adalah kerinduan abadi bagi setiap jiwa muslim. Kisah spiritual yang ingin kusampaikan di Masjid ini adalah pada saat thawaf qudum putaran terakhir aku mendengar suara bergemuruh ramai sekali seperti bunyi pesawat terbang namun lebih keras dari itu, tak kupedulikan orang-orang di sekitarku, aku terus bertasbih mengagungkanNya. Aku sering mendengar cerita orang-orang yang mendengar suara yang memekakkan telinga di bawah langit Ka'bah ini, dan kali ini aku merasakannya sendiri, kuteruskan berthawaf dan terus bertasbih….dan seperti refleks kudongakkan kepala Subhanallah…..aku merasakan langit diatas Ka'bah serasa terbuka dan sejenak aku seperti memasuki lorong panjang. Dan untuk beberapa saat aku merasakan ekstase…indah….luar biasa….nikmat….kuteruskan tasbih….dan perlahan aku kembali ke kesadaranku. Badanku terasa segar…ringan….dan entahlah… Selesai berthawaf aku mencoba mengklarifikasi suara itu kepada teman-temanku, Subhanallah tidak ada yang mendengarnya. Dari sekian banyak orang yang kutanya hanya satu orang saja yang mendengar dan itupun ia mengira suara pesawat terbang. Wallahua'lam, apapun itu,semoga menambah keyakinan pada keimanan dan kecintaanku padaNya.


 

Persiapan Rangkaian Ibadah Haji

Tanggal 8 Januari 2006 jam 15.47 kami dan rombongan bersiap menuju Padang Arofah untuk melaksanakan wukuf. Berdiam diri memperbanyak istighfar dan berdo'a. Aku mendapat titipan do'a dari istriku, panjang, ia dapat dari milist di internet isinya bagus, semoga Allah membarakahi si penulis do'a ini.

Tanggal 9 Januari 2006 kami semua melakukan wukuf di padang Arofah, tak terbayang jutaan manusia berkumpul di padang. Mengingatkanku akan suatu hari pada saat manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar, untuk mempertanggungjawabkan kehidupannya di dunia. (bersambung)

No comments: